Kamis, 31 Mei 2012

Pengaruh Jurnalistik Sebagai Media Komunikasi Massa


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah
Komunikasi massa melibatkan banyak komunikator, berlangsung melalui sistem bermedia dengan jarak fisik yang rendah (artinya jauh), memungkinkan penggunaan satu atau dua saluran indrawi (penglihatan, pendengaran), dan biasanya tidak memungkinkan umpan balik segera. Dimana komunikasi massa merupakan komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronika (radio, televisi) yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan sejumlah besar orang yang tersebar dibanyak tempat, anonim dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak dan selintas (khususnya media elektronik).
Komunikasi massa surat kabar, majalah, dan film, diproduksi dan di distribusikan sebagai pekerjaan swasta dan independen secara komersial sebagaimana di amerika Serikat. Walaupun siaran radio dan TV sudah lama diorganisasikan sebagai monopoli dibawah public koorporations atau perusahaan Negara.dan sekarang masih gabung dan banyak pula yang mengintregasikan sebagai usaha komersial. Fungsi media komunikassi massa adalah tidak lain memberi informasi dan menghibur. Juga berfungsi sebagai alat pemasaran dan periklanan. Sehingga secara mendasar media komunikasi massa adalah untuk membantu menemukan kebenaran serta menyelesaikan masalah-masalah politik dan social dengan cara mengetengahkan semua bentuk fakta dan opini sebagai dasar pembentukan keputusan. Media masyarakat beroperasi dalam masyarakat kapitalis dimana prinsip pembimbimngnya adalah kebebasan berusaha, ini berarti instrmen-instrumen komunikasi massa dimiliki oleh swasta dan akan bersing dalam pasar terbuka
Bagi para penulis dan jurnalistik, bahasa adalah senjata dan kata-kata ada pelurunya. Mereka tidak akan melumpuhkan kekuatan pikiran suasana hati, dan gejolak khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsanya, jika tidak menguasai bahasa jurnalistik.ada bentuk perbedaan tentunya dalam bahasa yang dipakai sehari-hari dengan bahasa jurnalistik. Bentuk bahasa yang senantiasa digunakan baik secara aturan baku atau tidak baku. Dan kita selalu merasakan enak jelas dan mudah dimengerti dalam membaca dan mendengar media massa khususnya cetak. Ada terdapat macam bahasa media cetak yang menjadi ciri khas media itu, kita selalu membandingkan bahasa jurnalistik yang dibuat oleh media cetak seperti Kompas, Tempo, dengan Rakyat merdeka.

B.   Pembatasan Masalah
Adapun pembatasan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1.     Apakah pengertian dari  komunikasi massa?
2.     Apakah pengertian dari  bahasa jurnalitik?
3.     Apa sajakah ciri-ciri pers, fungsi pers, ciri surat kabar dan sifat surat kabar ?
4.     Bagaimanakah proses jurnalitik sebagai proses komunikasi massa?
5.     Bagaimanakah bentuk komuniksi massa dan fungsi komunikasi massa?
6.     Bagaimanakah bahasa jurnalitik sebagai media komunikasi massa?

C.   Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini adalah :
1.     Untuk mengetahui pengertian dari  komunikasi massa
2.     Untuk mengetahui pengertian dari  bahasa jurnalitik
3.     Untuk mengetahui ciri-ciri pers, fungsi pers, ciri surat kabar dan sifat surat kabar
4.     Untuk mengetahui proses jurnalitik sebagai proses komunikasi massa
5.     Untuk mengetahui bentuk komuniksi massa dan fungsi komunikasi massa
6.     Untuk mengetahui bahasa jurnalitik sebagai media komunikasi massa

D.   Manfaat Pembahasan
Adapun manfaat dari pembahasan dalam makalah ini adalah untuk memberikan penjelasan kepada para pembaca tentang “pengaruh jurnalistik sebagai media komunikasi massa”

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi massa
Menurut Cangara(1998:37) Komunikasi massa dapat defenisikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung dimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya massal melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio, televisi, surat kabar dan film.
Ciri yang dimiliki oleh komunikasi massa ialah sumber dan penerima dihubungkan oleh saluran yang telah diproses secara mekanik. Sumber juga merupakan suatu lembaga atau institusi yang terdiri dari orang banyak, misalnya reporter, penyiar, editor, teknisi dan sebagainya. Oleh karena itu proses penyampaian pesannya lebih formal, terencana (dipersiapkan lebih awal), terkendali oleh redaktur dan lebih rumit dengan kata lain melembaga.
            Pesan komunikasi massa berlangsung satu arah dan tanggapan baliknya lambat (tertunda) dan sangat terbatas. Akan tetapi, dengan perkembangan teknologi komunikasi yang begitu cepat, khususnya media massa elektronik seperti radio dan televisi, maka umpan balik dari khalayak bisa dilakukan dengan cepat kepada penyiar misalnya melalui program intraktif.
            Selain itu, sifat penyebaran pesan melalui media massa belangsung begitu cepat, serempak dan luas. Ia mampu mengatasi jarak dan waktu, serta tahan lama bisa didokumentasikan. Dari segi ekonomi, biaya produksi komunikasi massa cukup mahal dan memerlukan dukungan tenaga kerja relatif banyak untuk mengelolanya.


2.2 Pengertian Bahasa Jurnalistik
Menurut effendy (2006: 145) Istilah jurnalistik berasal dari Bahasa Belanda journalistiek. Seperti halnya dengan istilah bahasa Inggris journalism yang bersumber pada perkataan journal, ini merupakan terjemahan dari bahasa latin diurna yang berarti “harian” atau “setiap hari”.
            Dengan majunya teknologi yang begitu pesat yang menghasilkan radio dan televisi, jurnalistik menjadi semakin luas karena tidak mengelola laporan harian untuk sarana surat kabar, tetapi juga sarana radio dan televisi.
Menurut Effendy (2006:145)Bahasa Jurnalistik adalah gaya bahasa yang digunakan wartawan dalam menulis berita. Disebut juga Bahasa Komunikasi Massa (Language of Mass Communication, disebut pula Newspaper Language), yakni bahasa yang digunakan dalam komunikasi melalui media massa, baik komunikasi lisan (tutur) di media elektronik (radio dan TV) maupun komunikasi tertulis (media cetak dan online), dengan ciri khas singkat, padat, dan mudah dipahami.
Bahasa Jurnalistik memiliki dua ciri utama : komunikatif dan spesifik. Komunikatif artinya langsung menjamah materi atau langsung ke pokok persoalan (straight to the point), bermakna tunggal, tidak konotatif, tidak berbunga-bunga, tidak bertele-tele, dan tanpa basa-basi. Spesifik artinya mempunyai gaya penulisan tersendiri, yakni kalimatnya pendek-pendek, kata-katanya jelas, dan mudah dimengerti orang awam.

2.2.1 Ciri-Ciri Pers
            Dalam perkembangan pers mempunyai dua pengertian yakni pers dan dalam pengertian luas dan pers dalam pengertian sempit. Pers dalam pengertian luas meliputi segela penerbitan, bahkan termasuk media massa elektornik, radio siaran, sedangkan pers dalam pengertian sempit hanya terbatas pada media massa cetak yakni surat kabar, majalah dan buletin kantor berita.
            Kenyataan bahwa radio dan televisi termasuk kedalam lingkup pers ialah jika didakan jumpa pers (press conference), maka meliputi berita dalam pertemuan itu bukan hanya wartawan-wartawan surat kabar, majalah dan kantor berita, melainkan juga wartawan-wartawan radio dan tevisi. Hal ini ialah karena radio dan tevisi terdapat kegiatan jurnalistik yang hasilnya berbentuk berita seperti yang dimuat dalam media surat kabar.

2.2.2 Fungsi pers
Fungsi pers meliputi :
a.     Fungsi menyiarkan informasi (to inform)
Menyiarkan informasi merupakan fungsi pers yang pertama dan utama, khalayak pembaca berlangganan atau membeli surat kabar karena memerlukan informasi mengenai berbagai hal dibumi ini, mengenai peristiwa yang terjadi, gagasan atau pikiran orang lain, apa yang dilakukan oleh orang lain, apa yang dikatakan orang lain dan sebagainya.
b.     Fungsi mendidik (to educate)
Sebagai sarana pendidikan massa (mass education), surat kabar dan majalah memuat tulisan-tulisan yang mengandung pengetahuan sehingga khalayak pembaca bertambah pengetahuannya. Fungsi mendidik ini bisa secara implisit dalam bentuk artikel atau tajuk rencana. Kadang-kadang cerita bersambung atau berita bergambar juga mengandung aspek pendidikan.

c.     Fungsi menghibur (to entertain)
Hal-hal yang bersifat hiburan sering dimuat oleh surat kabar dan majalah untuk mengimbangi berita-berita berat (hard news) dan artikel yang berbobot untuk isi surat kabar dan majalah yang bersifat hiburan bisa berbentuk cerita pendek, cerita bersambung, cerita bergambar, teka-teki silang, pojok, karikatur, tidak jarang juga berita yang mangandung minat insani (human interest) dan kadang-kadang tajuk rencana.
d.     Fungsi mempengaruhi ( to influence)
Fungsi mempengaruhi ini yang menyebabkan pers memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Fungsi mempengaruhi didalam surat kabar yang ditakuti ialah surat kabar yang independent, yang bebas menyatakan pendapat, bebas melalakukan social control, bukan surat kabar yang membawakan “his masteris voice”. Fungsi mempengaruhi dari surat kabar secara implisit terdapat pada tajuk rencana dan artikel.

2.2.3 Ciri surat kabar
            Ciri surat kabar adalah sebagai berikut:
a)    Publisitas
Publisitas ini diartikan bahwa surat kabar diperuntukkan umum, karena berita, tajuk rencana, artikel dan lain-lain harus menyangkut kepentingan umum. Mungkin saja ada instansi atau organisasi.
b)    Universalitas
Universalitas sebagai ciri lain dari surat kabar menunjukkan bahwa surat kabar harus memuat aneka berita mengenai kejadian-kejadian diseluruh dunia dan tentang segala aspek kehidupan manusia.
c)    Aktualitas
Yang dimaksud dengan aktualitas ialah kecepatan penyampaian laporan mengenai kejadian dimasyarakat kepada khalayak. Bagi surat kabar, aktualitas ini merupakan faktor yang amat penting karena menyangkut persaingan dengan surat kabar lain dan berhubungan dengan nama baik surat kabar yang bersangkutan.

2.2.4 Sifat Surat Kabar
            Ditinjau dari ilmu komunikasi sifat surat kabar adalah sebagai berikut :
1)     Terekam
Berita-berita yang disiarkan oleh surat kabar tersusun dalam alinea, kalimat dan kata-kata yang terdiri atas huruf-huruf yang dicetak pada kertas. Dengan demikian, setiap peristiwa atau hal yang diberitakan terekam sedemikian rupa sehingga dapat dibaca setiap saat dan dapat diulangkaji, bisa dijadikan dokumentasi dan bisa dipakai sebagai bukti untuk keperluan tertentu.
2)    Menimbulkan perangkat mental secara aktif
Karena berita surat kabar yang dikomunikasikan kepada khalayak menggunakan bahasa dengan huruf yang tercetak “mati” diatas kertas, maka untuk dapat mengerti maknanya pembaca harus menggunakan perangkat mentalnya secara aktif.
3)    Pesan menyangkut kebutuhan komunikan
Dalam proses komunikasi, pesan yang akan disampaikan kepada komunikan menyangkut teknik transmisinya agar mengenai sasarannya dan mencapai tujuannya.
4)    Efek sesuai dengan tujuan
Efek yang diharapkan dari pembaca surat kabar bergantung pada tujuan siwartawan sebagai komunikator.
2.3 Proses Jurnalistik sebagai Proses Komunikasi massa
            Bahwa bahasa jurnalistik dapat di definisikan sebagai bahasa yang digunakan oleh para wartawan, redaktur atau pengelola media massa dalam menyusun dan menyajikan. Memuat dan menyiarkan, serta menayangkan berita dan laporan peristiwa atau pernyataan yang benar, actual, dan penting sehingga menarik dengan tujuan agar mudah dipahami isinya dan cepat ditangkap maknanya. Kemudian media adalah sarana atau alat dalam memuat atau menyiarkan sesuatu hal dengan bahasa jurnalistik yang akan disampaikan kepada khalayak ramai yang bersifat terbuka. Adapun komunikasi massa merupakan implementasi dari kegiatan penyampain pesan melalui media massa terhadap khalayak ramai.
Kegiatan jurnalistik sebagai suatu proses harus dilihat sebagai proses komunikasi :
a)    Siapa komunikasi jurnalistik
Jawaban untuk pertanyaan siapa komunikasi jurnalistik adalah khalayak, sejumlah orang dari masyarakat keseluruhan. Bagi jurnalistik pers khalayaknya adalah pembaca, yang buta aksara tidak termasuk kedalam khalayaknya. Hal ini berlainan dengan komunikasi jurnalistik radio dan televisi yang jumlahnya lebih banyak karena meskipun buta aksara mereka akan mengerti semua berita yang muncul dari pesawat radio atau pesawat televisi.
b)    Ciri dan sifat media yang digunakan
Ciri dan sifat media yang dipergunakan dalam rangka kegiatan jurnalistik amat berpengaruh kepada komponen-komponen proses komunikasi lainnya. Jurnalistik surat kabar berbeda dengan jurnalistik majalah, berbeda pula dengan jurnalistik radio, berbeda juga dengan jurnalistik televisi meskipun dalam hal-hal tertentu ada kesamaannya.

Dalam perspektif jurnalistik, komunikasi massa dilakukan melalui saluran media massa cetak atau elektronik. Arus informasi yang bebas dan terbuka pada saat ini memberikan peluang kepada media untuk mentaranformasikan pesan dan informasi kepada khalayak. Sejak revolusi Indurtri di Inggris dan Revolusi francis seratus tahun kemudian, terjadi perubahan-perubahan dalam kemerdekaan pers. Dalam perkembangannya tiga decade kemudian kurang lebih 30 tahun lingkungan komunikasi internasional terbuka lebar. Itu artinya proses komunikasi massa secara histories sampai sekarang sangat berpengaruh terhadap kehidupan ssosial dan bernegara.
            Para ahli komunikasi berpendapat bahwa yang dimaksud dengan komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa, jelasnya merupakan singkatan dari komunikasi media massa. Media massa dalam cakupan pengertian komunikasi massa itu adalah surat kabar, majalah, radio, televisi, atau film. Jadi, media massa modern merupakan produk teknologi modern yang selalu berkembang menuju kesempurnaan. Komunikasi massa itu ditujukan kepada massa dengan melalui media massa dibandingkan dengan jenis-jenis komunikasi lainnya, maka komunikasi massa mempunyai ciri-ciri khusus yang disebabkan oleh sifat-sifat komponennya. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut :
1.   Komunikasi massa berlangsung satu arah. Berbeda dengan komunikasi antarpersonal yang berlangsung dua arah, komunikasi massa berlangsung satu arah. Ini berarti bahwa tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada komunikator.
2.  Komunikator pada komunikasi massa melembaga. Media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga, yakni suatu institusi atau organisasi. Oleh karena itu, komunikatornya melembaga. Sebagai konsekuensi dari sifat komunikator yang melembaga itu, peranannya dalam proses komunikasi ditunjang oleh orang lain. Dengan demikian, komunikator pada komunikasi massa dinamakan juga komunikator kolektif karena tersebarnya pesan komunikasi massa merupakan hasil kerja sama sejumlah kerabat kerja.
3.  Pesan pada komunikasi massa bersifat umum. Pesan yang disebarkan melalui media massa bersifat umum karena ditujukan kepada umum dan mengenai kepentingan umum. Jadi tidak ditujukan kepada perseorangan atau kepada sekelompok orang tertentu.
4.  Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan.
5.  Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen. Komunikasi yang merupakan kumpulan anggota masyarakat yang terlibat dalam proses komunikasi massa sebagai sasaran yang dituju komunikator bersifat heterogen.
2.3.1 Fungsi Komunikasi Massa
1.     The surveillance of the environment, yaitu mengamati lingkungan. Mengamati dalam konteks ini juga dapat diartikan sebagai kontrol sosial.
2.     The correlation of the part of society in responding to the environment, yaitu mengadakan korelasi antara informasi dan data yang diperoleh dengan kebutuhan khalayak sasaran, karena komunikator lebih menekankan pada seleksi evaluasi dan interpretasi. Media merangkum realitas yang sangat kompleks, mampu menghubungkan antara individu dengan realita sosial yang lebih luas sehingga dapat memperluas pengalaman secara simbolik (tidak langsung).
3.     The transmission of the social heritage from one generation to the next, maksudnya ialah media mampu menyalurkan informasi berupa nilai-nilai budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya, karena informasi tersebut terdokumentasi dalam media.
2.3.2  Bentuk-bentuk Komunikasi Massa
Bentuk-bentuk komunikasi massa atau media komunikasi antara lain:
1.     Pers cetak
Bentuk yang satu ini memiliki ciri khas dibanding media massa lainnya. Meskipun merupakan media cetak, namun khalayak yang diterpa bersifat aktif.
2.     Radio
Radio merupakan media massa elektronik yang bersifat audio (didengar).
3.     Televisi
Media ini merupakan bentuk komunikasi massa yang paling populer. Televisi memiliki kelebihan dari media massa lainnya, yaitu bersifat audio visual (didengar dan dilihat), sehingga pengaruh yang disebarkan makin besar pula serta lebih efektif.
4.     Film bioskop
Media ini memiliki fungsi dan sifat mekanik/nonelektronik, rekreatif, edukatif, persuasif atau noninformatif.
5.     Internet
Internet merupakan media baru dimana khalayak dapat memilih sesuka hati informasi yang mereka sukai. Internet merupakan media massa, meskipun bersifat interaktif.


2.4 Bahasa Jurnalistik Sebagai Media Komunikasi Massa
         Bahasa jurnalistik adalah bahasa komunikasi massa sebagai tampak dalam harian-harian dan majalah. Dengan fungsi yang demikian itu bahasa tersebut haruslah jelas dan mudah dibaca oleh mereka dengan ukuran intelek yang minimal, sehingga sebagaian besar masyarakat yang melek huruf dapat menikmati isinya. Walaupun demikian bahsa jurnalistik haruslah haruslah sesuai dengan norma-norma tata bahasa yang antara lain terdiri atas susunan kalimat yang benar dan pilihan kata yang tepat.
Kekuatan bahasa jurnalistik dapat mempengaruhi khalayak ramai yang membaca, mendengar dan melihat. Bahasa jurnalistik diciptakan untuk semua lapisan masyarakat dan tidak ada yang mengkhususkan. Dalam www.google.co.id berangkat dari Daryl. Franzel dan George Tuck (pakar Pers Amerika) “A Comprehensive Guid for Student and Journalist” (1996) artinya, apa apa yang dibaca dari media masa dapat dimengerti tanpa bantuan pengetahuan khusus. Jurnalistik adalah segala bentuk yang membuat berita dan ulasan mengenai berita sampai kepada kelompok pemerhati. Dan masih banyak pengertian dari para ahli.
Seorang journalist harus terampil, ada empat komponen keterampilan dalam berbahasa, yaitu: keterampilan menyimak (listening skill), keterampilan berbicara (speaking skill), dan keterampilan membaca (writing skill). Setiap media memiliki tata bahasa sendiri, yakni seperangkat peraturan yang erat kaitannya dengan berbagai alat indra dalam huungannya dengan pengguna media. Seperti bahasa TV, dia pun memiliki bahasa yang khas, karena memadukan kata-kata, suara, serta gambar bergerak secara bersamaandan seketika.



BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Istilah pers berasal dari bahasa Belanda, yang berarti dalam bahasa Inggris berarti press. Secara harfiah pers berarti cetak, dan secara maknafiah berarti penyiaran secara tercetak atau publikasi secara dicetak
Dalam perkembangannya pers mempunyai dua pengertian, yakni pers dalam pengertian luas dan pers dalam pengertian sempit. Pers dalam pengertian luas meliputi segala penerbitan, bahkan termasuk pers elektrolit, radio siaran, dan televisi siaran. Sedangkan pers dalam arti sempit hanya terbatas pada pers cetak, yakni surat kabar, majalah, dan buletein kantor berita. Pada umumnya orang menganggap pers itu pers cetak: surat kabar dam majalah. Anggapan umum seperti itu disebabkan oleh ciri khas yang terdapat pada media itu, dan tidak dijumpai pada media lain.
Ciri-ciri komunikasi massa adalah sebagai berikut: komunikasi dengan menggunakan pers; proses berlangsung satu arah; komunikatornya melembaga; pesan bersifat umum; medianya menimbulkan keserempakan; dan komunikannya bersifat heterogen Dalam perspektif jurnalistik, komunikasi massa dilakukan melalui saluran media massa cetak atau elektronik. Arus informasi yang bebas dan terbuka pada saat ini memberikan peluang kepada media untuk mentaranformasikan pesan dan informasi kepada khalayak




3.2 Saran
            Diharapkan kepada semua masyarakat yang ingin bersosialisasi dengan masyarakat agar dapat berkomunikasi dengan baik. Karena dengan komunikasi yang baik maka kita tidak akan mengalami gangguan didalam berkomunikasi dengan siapapun. Sehingga informasi yang akan kita terima didalam suatu media cetak, media elektronik akan lebih baik maka kita tidak akan ketinggalan suatu informasi yang sangat berhaga.

DAFTAR PUSTAKA


Cangara, Hafied. 1998. Pengantar Ilmu Komunikasi. Grasindo : Jakarta
Effendy, 2006. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Rosdakarya : Jakarta
Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi.Rosdakarya: Bandung
www.google.co.id
































Tidak ada komentar:

Posting Komentar