BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang Masalah
Komunikasi
menyebar ke setiap aspek kehidupan sekolah. Ketika mengajar, guru menggunakan bahasa lisan,
tulisan, dan media lain seperti videotape, komputer, dan gambar-gambar.demikian
juga dengan Pembelajar ketika menampilkan hasil belajar mereka. Pengawas dan
yayasan sekolah menggunakan 70 persen atau lebih waktu merekan untuk
berkomunikasi. Dalam hal yang sama, pembelajar, guru, dan pengurus sekolah memperoleh
kehidupan mereka di sekolah dengan berkomunikasi. Memahami sebuah komunikasi,
merupakan inti dalam mempelajari administrasi pendidikan, karena menawarkan
sudut pandang konseptual, dalam memandang sekolah sebagai sistem sosial.
Chester
I. Barnard mengobservasi bahwa umumnya tujuan-tujuan yang dipegang, penting
untuk usaha koperatif. Hanya ketika berkomunikasi tujuan tersebut menjadi
diketahui, berguna dan dinamis. Dalam suatu organisasi yang kompleks pentranslasian
tujuan ke dalam unit-unit tindakan yang konkrit dan pemenuhan tujuan berikutnya
tergantung kepada komunikasi. Penetapan proses dan jaringan komunikasi, menjadi
tugas pertama dari organizer dan tugas lanjutan dari administrasi. Seperti
perkataan Herbert A. Simon “ Tanpa komunikasi tidak ada organisasi”.
Sebagai dasar, proses yang dinamis,
komunikasi menggarisbawahi variabel-variabel administrasi dan organisasi
birokrasi, organisasi informal, motivasi, kepemimpinan, dan pengambilan
keputusan. Sebelum menyimpulkan, komunikasi menyediakan semua jawaban terhadap
persoalan administrasi pendidikan.
2.
Rumusan
Masalah
- Apakah pengertian Komunikasi?
- Apa sajakah teori untuk menganalisis dan memahami proses komunikasi?
- Bagaimanakah asal usul konseptual dan aplikasinya.
3.
Tujuan
Masalah
- Untuk mengetahui pengertian komunikasi
- Untuk mengetahui teori untuk menganalisis dan memahami proses komunikasi
- Untuk mengetahui asal usul konseptual dan aplikasinya
4.
Manfaat
Pembahasan
Untuk memahami komunikasi dalam sistem persekolahan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hakekat Komunikasi
Usaha-usaha untuk mendefinisikan komunikasi dalam terminologi yang
dapat diterapkan secara universal terhalang oleh proses alami yang
berbeda-beda, yang dikarakteristikkan oleh variasi kehalusan makna dan dapat
diterapkan dimana-mana. Meninjau kembali literatur Frank E.X. contohnya Tarian,
memiliki 95 defenisi yang berisi paling sedikit 15 tema, yang menyarankan
perbedaan dan sesekali pendekatan yang kontradiksi untuk memahami komunikasi.
Definisi yang diinsyaratkan oleh Pholip V. Lewis cukup bermanfaat. Komunikasi
berarti bertukar pesan, ide, sikap, yang menghasilkan tingkatan pemahaman
antara pengirim dan penerima.
Dalam
pemakaian sehari-hari komunikasi menyiratkan sebuah usaha untuk berbagi
pemahaman dengan menyampaikan pesan antar individu. Karena fokus kita adalah
organisasi sekolah kita akan mengasumsikan bahwa proses berbagi pesan ide, dan
sikap muncul dalam lingkungan sekolah yang terjadi antara pegawai administrasi,
guru, siswa, orang tua dan lingkungan yang terkait. Dari sudut pandang ini
defenisi komunikasi oleh Simon mengandung formulasi organisasi dasar yaitu
komunikasi adalah sebuah proses dimana penetapan keputusan disampaikan dari
satu anggota sebuah organisasi kepada anggota lainnya.
Dari
semua defenisi secara implisit bahwa komunikasi melibatkan paling sedikit dua
orang yaitu pengirim dan penerima. Seorang adminstrator tidak berkomunikasi
sendiri tetapi dengan orang banyak seperti siswa, guru dan pegawai lainnya.
Defenisi ini juga menyiratkan bahwa komunikasi haruslah bermakna. Komunikasi
tidak dapat berlangsung kecuali jika penerima menginterprestasikan informasi
yang disampaikan secara benar dan akurat. Pemahaman sesuatu yang sangat
relatif. Pemahaman tingkat rendah terjadi antara orang-orang yang tidak
berbicara dengan bahasa yang sama. Gerak badan, ekspresi muka, intonasi suara
dan kecepatan berbicara menyampaikan informasi penuh dengan makna. Dalam
konteks administratif komunikasi memerlukan pemahaman tingkat tinggi.
Tindakan diperlukan untuk pencapaian
tujuan dalam sekolah. Tujuan tingkah laku secara langsung ditimbulkan melalui
komunikasi. Oleh karena itu kejelasan pesan seperti prilaku administrator, guru dan siswa dapat mencapai
tujuan. Administrator ingin penerima seperti seorang guru dan siswa memahami
dan menerima ide mereka dan menerapkannya kepada mereka. Dua kerangka untuk
menganalisis dan memahami proses komunikasi adalah psikologi sosial dan teori
organisasi formal informal. Dua pendekatan tersebut berfokus terhadap atribut
individu dan faktor organisasional.
2.2 Teori Psikologi Sosial Komunikasi
Karena
komunikasi memainkan peran penting dalam sekolah, kata kuncinya bukanlah apakah
administrator terlibat dalam komuniksi atau tidak tetapi apakah administrator
berkomunikasi secara efektif atau tidak. Komunikasi merupakan sesuatu yang tak
terelakkan dalam fungsi organisasi, hanya komunikasi efektif yang tidak dapat
dihindarkan. Dengan kata lain orang-orang harus menukarkan informasi dalam
sekolah tapi untuk mengembangkan pemahaman yang diberikan memerlukan usaha
positif oleh pendidik dan partisipan lain.
Komunikasi antar individu tergantung
kepada kombinasi faktor personal dan lingkungan. Seperti menyamakan arti pesan dari
apa-apa yang diinginkan. Arti tidak
penting dalam isi yang diharapkan. Masalah semantik muncul karena kata yang
sama memiliki arti yang berbeda terhadap orang yang berbeda. Pada hakekatnya
seorang administrator tidak mampu menyampaikan arti tetapi hanya kata-kata.
Kata yang sama dapat memiliki variasi arti yang luas karena setiap manusia
memiliki kemampuan tingkat pengetahuan dan latar belakang yang berbeda-beda.
Ketika administrator sekolah
berbicara mengenai manajemen hak istimewa, Mereka biasanya lebih menunjuk
kepada perencanaan dan pengelolaan sumber daya dari pada tujuan pendidikan yang
ingin dicapai. Manajemen hak istimewa terhadap guru sering bersifat otokratis
dan pengambilan keputusan paternalistik oleh admistrator yang tidak
berkonsultasi dengan mereka.
Dan
sebaliknya kesewenangan yang mengikat guru berarti prosedur yang meyakinkan
pertentangan oleh kedua pihak selama proses negosiasi. Kewenangan administrator
sering diarti cara untuk merebut kekuasaan. Kata-kata tersebut mengasumsikan
alternatif pemahaman karena setiap individu memiliki pengalaman personal dan
lingkungan sosial yang berbeda. Teori psikologi sosial komunikasi mempertimbangkan
personal individual dan dasar konteks sosial terhadap proses komunikasi. Model
proses komunikasi yang sering digunakan yang menyertakan sudut pandang ini
diilustrasikan oleh gambar.
Gambar 2.1 Komunikasi dua arah model psikologi sosial
proses
ini dikonsep seperti siklus komunikasi. Dibagian kiri gambar, A mula-mula
mengirim pesan, diterima oleh B yang mempertimbangkan kemungkinan tindakan.
Jika B merespon atau menyediakan umpan balik peran A dan B dibalikkan seperti
pada gambar disebelah kanan, B sekarang menjadi sumber pesan A sebagai
penerima. Pertukaran dalam siklus yang berkelanjutan disebut sebagai komunikasi
dua arah. Proses ini dicapai dalam situasi sosial dimana struktur birokrasi
organisasi dan struktur informalnya menghasilkan gangguan yang merusak pemahaman.
a.
Sumber
Sumber
atau pengirim adalah yang memulai pesan, Komunikator bukan hanya orang, koran,
jurnal profesional atau posisi organisasional, seperti asisten pengawas, kantor
keuangan juga dapat menjadi sumber. Keefektifan pesan tergantung pada bagian
dalam level kredibilitas dimana penerima
sampaikan kepada pengirim. Sumber atau pengirim memiliki kredibilitas keyakinan dan kepercayaan yang
dimiliki penerima dalam kata-kata dan tindakan komunikator. Level kredibilitas
pada gilirannya mempengaruhi reaksi dari penerima terhadap kata-kata pengirim.
Dalam beberapa kasus identitas dan reputasi sumber jauh dari keauntetikan
pesan. Mengendalikan perubahan terhadap penerima informasi atau mengabaikan
pesan sama sekali contohnya : anggota panca indera yang memandang prinsip
sebagai ketidak jujuran dan manipulasi mungkin akan menyimpangkan komunikasi
dari sumber.
b.
Ide
Pengirim
harus menciptakan sebuah ide atau memilih fakta untuk berkomunikasi. Ide atau
fakta berisi pesan. Dengan kata lain sumber harus memiliki sesuatu untuk
dikatakan sebelum makna dapat dikatakan. Langkah pertama ini penting karena
kesuksesan setiap tahap tidak mungkin tanpa pesan.
c.
Pengkodean dan pengaturan mental.
Sumber
memulai pesan dengan mengkode pikiran yaitu mengorganisasi ide kedalam seri
simbol seperti kata-kata atau gambar yang ia rasakan akan mengkomunikasikan
pemahaman yang benar kepada penerima. Simbol-simbol ini diatur secara rasional,
koheren dan cocok dengan metode pengiriman atau medium. Pengirim memilih medium
tertentu karena pengkodean harus dilakukan dalam hubungan terhadap medium
penyampaian sebaik karakteristik penerima. Sebuah telegram biasanya ditulis
berbeda dari memo kantor dan keduanya berbeda dari percakapan tatap muka. Kemampuan
berkomunikasi, pengetahuan subjek dan faktor personaliti seperti kebiasaan,
nilai, motivasi dan ketertarikan merupakan ciri-ciri atau kondisi mental yang
dikombinasikan untuk membatasi atau menyaring apa yang dikode dan kualitas dari
pesan. Contohnya : asisten pengawas pembelajaran ketika berkomunikasi dengan
kepada sekolah meninggalkan informasi yang dia pikir tidak bersangkutan dengan
pembangunan atministrasi kepada sekolah yang dapat merefleksikan secara negatif
penampilan mereka.
d.
Pemancar
Pemancar
mengubah kode pesan kepada signal dan menempatkannya kedalam canel. Simbol yang
sudah diperintah didalam otak manusia ditransfer kepada tindakan fisik oleh
karena itu pemancar melibatkan pesan, canel dan medium.
e.
Pesan.
Hasil
dari proses pengkodean adalah pesan atau isi dari yang disampaikan. Pesan
adalah ide yang seorang individu ingin sampaikan kepada penerima, wujud yang
tepat dari pesan tergantung pada luasnya canel dan medium yang digunakan untuk
membangunnya.
f.
Canel
Canel
adalah pola rute yang diikuti pesan. Satu canel vertikal dan yang lain
horizontal. Canel juga dapat berupa formal dan informal. dalam suatu kasus ide
menjadi realita fisik dalam canel sebagai pertentangan dari realita psikologi
dalam pikiran pengirim.
g.
Medium
Medium
adalah pembawa pesan. Isi dapat disampaikan dalam medium lisan sebagai
percakapan langsung secara tatap muka atau secara elektronik melalui vidio atau
televisi. Richard L. Daft And Robert H. Lenger menghipotesiskan bahwa media
komunikasi digunakan dalam organisasi menentukan kesempurnaan proses informasi
oleh penerima. Lebih dari itu media komunikasi dan kesempurnaan dapat ditempatkan
dalam 5 langkah paralel kontiniu sebagai berikut :
Gambar 2.2 Media dan Komunikasi
Step I step
2 step 3 step 4 step 4
Medium face-to-face Telephone Written written Numeric
Personal formal formal
Richness Highest
High Moderate Low
Lowest
Media
baik mengkombinasikan banyak isyarat, umpan balik yang cepat dan variasi bahasa.
Medium tatap muka adalah bentuk paling sempurna karena menyediakan umpan balik
segera melalui isyarat verbal dan visual. Umpan balik verbal lewat media
telepon kurang sempurna dibandingkan tatap muka karena isyarat visual tidak
ada. Komunikasi tertulis karena umpan balik lambat dan hanya informasi tertulis
yang disampaikan. Alamat sipengirim merupakan sesuatu yang bersifat personal
dan sedikit banyaknya lebih sempurna dibandingkan buletin dan memo umum, yang
tanpa nama dan tidak personal. Dokumen klasifikasi formal atau print out
komputer yang mengandung data kuantitatif menyampaikan paling sedikit
kesempurnaan informasi. Karena angka-angka tidak memiliki kapasitas pembawa
informasi dari bahasa yang alami. Pemahaman lebih tinggi ketika informasi
disampaikan dalam wujud tulisan. Pengubahan opini besar kemungkinan terjadi dalam
intraksi tatap muka. Medium yang sesuai tergantung kepada tujuan yaitu apakah
untuk memberikan informasi atau membujuk. Penggunaan media yang banyak meningkatkan
kesempurnaan informasi maupun akurasi penyampaian pesan secara umum usaha
komunikasi yang paling efektif menggunakan kombinasi media tulisan dan lisan.
Kemudian yang paling efektif adalah komunikasi lisan kemudian tulisan.
Kombinasi antara tulisan dan lisan jarang tidak sesuai, komunikasi tulisan
dapat menjadi efektif dalam dua situasi yaitu ketika informasi memerlukan
tindakan selanjutnya atau bersifat umum.
Media
lisan juga menjadi efektif dalam dua situasi yaitu ketika menuntut umpan balik
segera dan untuk mengatur pertentangan dan menyelesaikan perselisihan. Penggunaan
media umumnya menjadikan komunikasi lebih baik. Pesan lisan dan tulisan membawa
hanya sebagian kecil informasi yang
administrator sampaikan ketika mereka berintekraksi dengan yang lain. Terakhir,
yang penting dari signal verbal adalah kurangnya pemahaman signal non verbal.
Alis mata yang terangkat, jabat tangan dan menunjukkan ketidak sabaran lewat
jari tangan merupakan tindakan yang sangat dikenal atau media non verbal yang
mengkomunikasi makna. Diam dan kekakuan dapat mengatakan kepada orang lain
bahwa komunikator sedang marah, terganggu, tertekan atau takut.
Defenisi komunikasi non verbal menyarankan
hampir semua wilayah yang inkusif, daerah abu-abu masih muncul antara komunikasi
verbal dan non verbal. Area ini disebut “paraanguage” merupakan vokal tetapi tidak
terlalu lisan. Paralanguange meliputi stress, tekanan, modulasi suara dan
kecepatan bicara sebaik vokal non kata seperti dengkuran, tertawa, napas
panjang dan batuk. Orang-orang selalu mengelilingi diri mereka dengan bermacam-macam
simbol yang dapat mengkomunikasikan informasi kepada orang lain. Pengaturan
kantor administrator bagi percakapan informal, memajang sesuatu yang patut
dikenang dan dekorasi dan jarak dekat yang relatif antara meja dengan kursi menampilkan
model simbol non verbal dari komunikasi yang menyampaikan pesan secara kuat
kepada pengunjung. Masalah semantik muncul kepada administrator pendidikan yang
mengirim pesan secara nyata dalam media verbal dan non verbal. Pesan verbal dan
non verbal harus sama untuk pemahaman yang efektif.
h.
Penerima
Proses
internal yang sama terhadap sumber juga dalam penerima. Stimulus fisik diambil
dari canel dengan organ sensor penerima seperti telinga dan mata dan dikirim
kepada pengkode mental dimana penerima memberi arti terhadap pesan. Jika penerima
adalah seorang pendengar yang efektif dan koperatif dia berusahan untuk
menginterprestasi pesan seperti yang diharapkan oleh pengirim. Semua yang
dilewati antara penerima dan pengirim pesan merupakan pola stimulus fisik, jika
cahaya dan gelombang suara berwujud simbol yang dapat dikenali penerima
kemudian dapat mentraslete simbol dan ciptaan secara mental menjadi beberapa
pengertian. Sebagai kasus tidak ada penerima secara total mengabaikan
karakteristik psikologi atau pengaturan mental. Penerima juga mempunyai
kemampuan komunikasi, subjek pengetahuan, ketertarikan, nilai, motivasi, yang
dikombinasikan untuk membatasi secara kualitatif apa yang dikode. Konsekuensinya
pemahaman yang diterima penerima tidak terlalu tepat seperti apa yang
dimaksudkan pengirim.
Gambar 2.3
Canel Komunikasi Formal Untuk Implementasi Program dalam Sekolah
i.
Umpan balik
Seperti
gambar tindakan penerima terhadap pesan disebut umpan balik. Dalam pengertian
yang paling luas konsep ini melihat pada respon dari seseorang yang menerima
pesan sama dengan umpan balik dalam sistem sosial dan model proses motivasi. Proses
ini mengandung dua keuntungan yang pertama, umpan balik memberi petunjuk
bagaimana proses komunikasi yang berhasil. Kedua, pengetahuan dari bentuk hasil
sebagai dasar untuk mengoreksi atau merevisi komunikasi selanjutkannya. Respon
dapat terjadi secara sadar atau tidak sadar contoh : siswa yang tertidur ketika
mendengarkan pelajaran mengandung umpan balik kepada guru sebagai siswa yang
merespon pertanyaan.
Jalur umpan balik mengandung
komunikasi dua arah. Komunikasi dua arah adalah proses timbal balik setiap
partisipan memulai dan menerima pesan. Baik
penerima ataupun pengirim hanyalah bersifat sementara dengan pergeseran peran
sebagai pesan yang dilewati. Tidak seperti komunikasi satu arah komunikasi dua
arah memerlukan canel yang berupa jalur terhubung dalam pertukaran dua arah.
Ini artinya satu partisipan memulai
pesan dan satu pesan mempengaruhi yang lainnya.
j.
Gangguan
Dalam gambar terlihat bahwa setiap
fase dalam proses komunikasi dipengaruhi oleh gangguan. Gangguan adalah setiap
kebingungan yang menggangu pengiriman dan penerimaan pesan. Transmisi pesan
yang sukses memperkirakan bahwa apapun gangguan situasi yang muncul tidak cukup
besar untuk mengaburkan sinyal atau mengalihkan perhatian penerima darinya.
Gangguan yang umumnya kita asosiasikan dengan kelemahan transmisi adalah secara
fisik: temperatur ruangan tidak nyaman, suara bising kipas angin, ruangan yang
terlalu luas dan suara tidak kembali, atau waiters membersihkan meja ketika
selesai pembicara makan malam mulai berbicara.
Ciri-ciri personal juga menyebabkan
gangguan terhadap canel. Prasangka-prasangka pengirim dan penerima terhadap
seks, rasial, kelas sosial, dan etnik merupakan gangguan dalam proses
komunikasi dan mengganggu pesan.
Gangguan situasi yang dihasilkan
dari faktor sosial berinteraksi dengan faktor personal lebih menghasilkan
masalah dalam komunikasi sekolah daripada gangguan fisik. Contohnya, iklim
organisasi yang tertutup, struktur birokrasi yang memusatkan pada hukuman,
pemimpin yang otoriter menciptakan gangguan dalam proses komunikasi di sekolah.
Dalam kasus ini hubungan kelompok menjadi penting.
Charles
A. O’Reilly and Louis R. Pondy menjelaskan dengan ringkas tentang hubungan
dengan formula berikut: Meaning = Information + Context. Inti sari dari formula
dan pendekatan dapat dipahami dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan berikut:
1.
Siapa
yang berbicara, kepada siapa dan apa peran yang mereka pegang? Administrator
atau guru? Guru atau siswa?administrator atau kepala sekolah?
2.
Apakah
bahasa atau kumpulan simbol dapat menyampaikan informasi dan dapat dimengerti
oleh kedua pihak baik pengirim atau penerima?
3.
Apa canel
atau media yang digunakan?
4.
Apa isi
dari komunikasi?positif atau negatif?relevan atau tidak?
5.
Apa isi
di mana komunikasi dilakukan?faktor apa yang menciptakan gangguan yang
menghambat dan mengganggu pesan?
2.3 Teori organisasional formal-informal komunikasi
2.3.1 Komunikasi dan organisasi formal
Dalam
model birokrasi tradisional, canel komunikasi formal melintangi organisasi
melalui hirarki otoritas. Barnard, menyebut canel ini dengan sistem komunikasi.
Menurut Barnard, beberapa faktor harus dipenuhi ketika mengembangkan dan menggunakan
sistem komunikasi formal:
1.
Canel
komunikasi harus dikenali
2.
Canel
merupakan mata rantai dari setiap anggota organisasi
3.
Garis
komunikasi harus secara langsung dan sependek mungkin
4.
Garis
lengkap komunikasi secara umum digunakan
5.
Setiap
komunikasi diautentikkan dari orang yang benar menduduki posisi dan di dalam
otoritasnya untuk menyebar pesan.
Gambar
mengilustrasikan sistem komunikasi formal sekolah daerah menggunakan penjelasan
Barnard. Catatan bahwa bagan menggambarkan canel komunikasi dan laporan setiap
anggota kepada seseorang. Direktur melapor kepada asisten pengawas untuk
pembelajaran, yang dengan asisten pengawas keuangan, melapor kepada pengawas.
Garis komunikasi dari pengawas kepada guru beranjak melalui lima tingkat
hirarki.
Barnard
memandang tujuan komunikasi sebagai suatu bagian koordinasi komuniksi organisasi.
Dengan cara yang sama, James G. March dan Simon mempostulatkan bahwa kapasitas
organisasi, seperti sekolah, pola ketergantungan yang tinggi dari aktivitas
dibatasi oleh kemampuannya untuk menangani keperluan komunikasi untuk
koordinasi.
Lee
G. Bolman dan Terrence E. Deel menpostulatkan 4 tujuan komunikasi
organisasional.
a)
Menyampaikan
fakta dan informasi
b)
Pertukaran
informasi kebutuhan dan perasaan
c)
Mempengaruhi
dan memanipulasi orang lain
d)
Memberitahukan
kisah tentang organisasi.
Dengan
cara yang sama Lee. O Tyaher mengusulkan bahwa komunikasi organisasional
memiliki empat fungsi pokok yaitu : menginformasikan seseorang, mengajari atau
mengarahkan seseorang atau sesuatu dan mempengaruhi lewat pengajaran atau
prilaku. Administrator memulai pesan untuk mencapai satu atau lebih fungsi ini
dalam sekolah.
Tiga
karakteristik dari organisasi sekolah terlihat penting terutama sekali terhadap
sistem formal komunikasi. Tingkatan pemusatan merupakan titik terhadap
efektivitas sistem komunikasi dalam sekolah terpusat. Beberapa posisi dalam
struktur memiliki lebih kemampuan memperoleh informasi contohnya pengawas dan
dua asisten pengawas. Akan mendapatkan lebih banyak informasi untuk komunikasi sistem
formal. Jika daerah didesentralisasi potensi memperoleh informasi lebih atau
kurang tersebar secara merata antara semua posisi. Penelitian menjelaskan
kemampuan memperoleh informasi yang berbeda mendukung penemuan bahwa struktur
yang terpusat lebih efisien ketika masalah relatif lebih sederhana dan
langsung. Ketika masalah lebih komplek desentralisasi hirarki yang muncul lebih
efisien.
Dalam
gambar terlihat efek dari ketidak pastian dan kompleksitas terhadap proses dan struktur
sekolah yang dipertimbangkan. O’Reilly dan Pondy percaya bahwa efek dapat
dijelaskan melalui perspektif komunikasi. Seperti ketidak pastian dan
kompleksitas meningkat. Dua faktor muncul yang memerlukan peningkatan proses
informasi oleh individu, kelompok dan organisasi itu sendiri. Pertama dalam
situasi dengan ketidakpastian yang tinggi, strategi harus ditingkatkan untuk
memperoleh tingkat prediksibilitas. Karenanya tambahan proses informasi
diperlukan. Yang kedua, dalam kondisi yang memiliki kompleksitas tinggi, mengangkat
level penerimaan dan harus diproses. Dari sudut pandang ini organisasi seperti
sekolah secara akurat harus memonitor faktor kritis dalam lingkungan eksternal
mereka, memproses informasi untuk membuat keputusan dan mengkoordinasi dan
mengkontrol subunit dan anggota-anggota. Kemampuan untuk menerima, memproses
dan mengkomuniksikan informasi dalam waktu yang tepat dan penampilan yang
akurat, menjadi penting terhadap penampilan organisasional sekolah.
2.3.2. Komunikasi dan Organisasi Informal
Pesan
yang lewat melalui struktur organisasi sekolah tetapi tidak ditunjukkan dalam
badan hirarki disebut komunikasi informal. Canel informal umumnya disebut “Tanaman Anggur” muncul dalam semua
organisasi tanpa melihat bagaimana merinci sistem komunikasi formal agar terjadi.
Satu fakta yang telah diamati berulang kali oleh peneliti dan oleh partisipan
dalam organisasi adalah bahwa individu yang berada dalam kelompok perkumpulan
atau geng menuju ke kenyataan sebuah pemahaman terhadap sesuatu dengan sangat
cepat. Mereka berkomunikasi dengan mudah dan baik diantara sesama mereka.
Fakta,
opini, kebiasaan, kecurigaan, gosip, humor dan kejadian berlangsung mengalir
dengan bebas melalui “Tanaman Anggur”
. Membangun hubungan sosial sekitar antara anggota sekolah melalui canel informal.
Komunikasi informal memiliki pola keluar dari pusat kantor. Satu Kelompok
sentral kantor dapat mengandung beberapa direktur, asisten pengawas, beberapa
supervisor, evaluator dan seorang akuntan.
2.3.3. Jaringan Komplementer Komunikasi Formal dan Informal
Canel
Komunikasi formal dan informal muncul dalam semua organisasi pendidikan. Baik
unsur pokok maupun arah komunikasi dapat membuat kedua sistem saling mengisi.
Dalam
persoalan makna komunikasi dapat dipikirkan sebagai alat atau ekspresi.
Komunikasi instrumental mendistribusikan informasi dan pengetahuan yang
mempengaruhi orientasi kognitif. Arah komunikasi, kebijakan materi, tujuan kurikulum dan data
kehadiran merupakan contoh yang khas. Tujuan dari komunikasi instrumental
adalah untuk membangun konsesus tentang metode dan prosedur, sebaliknya
komunikasi ekspresi berusaha untuk mengubah atau menguatkan prilaku atau sikap,
norma dan nilai. Orientasi efektif yang sesuai terhadap siswa, pertengkaran,
disiplin dan penghargaan organisasi merupakan contoh yang khas dari unsur pokok
komunikasi ekspresif. Canel komunikasi formal membawa instrumental maupun ekspresif. Jaringan
informal dapat meningkatkan keduanya.
Arah dari aliran informasi juga
menampilkan kemungkinan alami saling mengisi antara jaringan komunikasi formal
dan informal. Informasi mengalir secara vertikal dan secara horizontal dalam
kedua jaringan. Yang pertama aliran vertikal. Aliran vertikal menunjuk kearah
atas atau kebawah melalui tingkat yang berbeda dari hirarki sekolah. Informasi
dilalui dari garis bawah atau garis atas otoritas melalui catatan arah
kebijakan dan tindakan program. Dalam komunikasi mengarah kebawah formal,
informasi melalui rantai perintah yaitu melalui struktur status atasan dan
bawahan. Robert Kats dan Daniel L. Kahn mengidentifikasikan lima tipe
komunikasi dari atasan kebawah:
1.
Intruksi
tentang tugas khusus
2.
Dasar
pemikiran tentang, mengapa tugas harus diselesaikan dan bagaimana kaitan dengan
tugas yang lain
3.
Informasi
tentang prosedur dan praktek organisasi
4.
Umpan
balik tentang tingkat penampilan individu
5.
Informasi
tentang kebutuhan terhadap komitmen individu untuk tujuan organisasi.
Komunikasi
vertikal kebawah relatif lebih mudah tetapi bawahan sering salah paham terhadap
pesan. Komunikasi yang mengarah keatas berarti dimana bawahan bersikap terhadap
atasan. Komunikasi seperti ini sering dipandang sebagai alat untuk mengontrol
administrasi. Bawahan memiliki kecenderungan untuk menekankan informasi
positif, menahan data negatif dan mengkomunikasikan apa yang mereka pikir “bos
ingin dengar”. Baik keakuratan dan frekuensi dari komunikasi yang mengarah
keatas dilibatkan oleh kombinasi karakteristik atasan bawahan, pesan dan
organisasi.
Aliran
horizontal mengindikasikan bahwa aliran komunikasi tidak hanya mengarah keatas
dan kebawah tetapi juga secara horizontal diantara anggota organisasi pada
tingkat hirarki yang sama disekolah. Guru dapat memberikan informasi kepada
guru yang lain yang dalam siklusnya melewati guru yang lain, komunikasi seperti
ini paling kuat dan paling gampang untuk dimengerti. Komunikasi horizontal dapat
berupa formal dan informal. Tujuan utama dari komunikasi horizontal adalah
untuk mengkoordinasi aktivitas pendidikan dalam level yang sama contoh : Kepala
sekolah mengkomunikasikan aktivitas dan kurikulum sehingga aktivitas dan
kurikulum mereka akan dibandingkan dengan sekolah lain.
2.4. Aplikasi dan Asal Usul Konseptual
Komunikasi organisasional dan
personal yang akurat secara keseluruhan didalam sekolah sungguh tidak mungkin.
Merencanakan komunikasi dan menggunakan pengetahuan dari teori komunikasi dapat
meningkatkan efisien dan efektifitas komunikasi administrasi dalam level umum.
Usul dapat digambarkan untuk menambahkan komunikasi organisasi dan personal
untuk meningkatkan kemampuan komunikasi personal. Petunjuk dapat digambarkan
dari langkah-langkah proses komunikasi psikologi sosial yang dijelaskan sebagai
berikut :
1.
Tentukan
tujuan untuk menempatkan informasi kedalam aliran komunikasi
2.
Identifikasi
pendengar dan karaktristiknya yang dapat menghasilkan penyimpangan dalam pesan.
3.
Mengkode
pesan untuk mencocokkan hubungan antara pengirim dan penerima untuk mengurangi
jumlah penyimpangan oleh penerima.
4.
Tentukan
media dan canel transmisi, tetapkan minat timbal balik dengan penerima
5.
Lepaskan
volume dan jangan berlebihan dalam menggunakan canel komunikasi
6.
Ukur
hasil dengan umpan balik
Dalam
meningkatkan komunikasi sekolah diperlukan program yang terencana dari
pembangunan organisasi. Saran untuk pendekatan untuk meningkatkan komunikasi
sekolah dijelaskan seperti dibawah :
1.
Menilai
desain organisasi dari sistem komunikasi, bandingkan dengan kriteria yang
disarankan sebelumnya oleh Barnand.
2.
Bangun
mekanisme untuk mempasilitasi proses komunikasi, keterbukaan personel lokasi
yang menyenangkan untuk interaksi formal dan informal, penaut mekanis seperti
telepon dan komputer dan sistem komunite untuk mencapai tugas dan membuat
keputusan
3.
Tetapkan
ruang simpan informasi dan sistem perolehan kembali
4.
Pilih
anggota yang dengan kemampuan komunikasi yang baik
5.
Bangun
program pelatihan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi untuk staff yang ada.
Dalam
level yang lebih spesifik ada tiga set asal usul konseptual dan aplikasi yang
bermanfaat dalam menganilisis dan meningkatkan komunikasi dalam sekolah yaitu
kemampuan komunikasi, umpan balik dan aturan organisasi. Yang pertama kemampuan
komunikasi meskipun banyak penghalang untuk komunikasi interpersonal beberapa
metode dapat digunakan untuk meminimalkan ketidakakuratan dalam proses yaitu
kemampuan mengirim yaitu kemampuan untuk membuat seseorang mengerti dan yang
kedua kemampuan mendengar kemampuan untuk mengerti orang lain. Lima metode
dapat meningkatkan kemampuan mengirim : pertama bahasa yang langsung dan sesuai
dapat digunakan. kedua lengkapi informasi yang di isyarat terhadap pendengar.
Tiga meminimalkan gangguan dari lingkungan fisik dan psikologi. Empat perbanyak
canel untuk dipekerjakan untuk menstimulasi perasaan penerima. Lima komunikasi
tatap muka dan pemborosan dapat digunakan sesering mungkin.
Kemampuan
mendengar diperlukan untuk keakuratan yang relatif. Pertukaran dua arah antara
pengirim dan penerima. Aktif mendengar memerlukan kesediaan dan kemampuan untuk
mendengarkan pesan secara lengkap dan untuk merespon dengan sesuai terhadap isi
pesan tujuan, perasaan dan emosi.
Umpan
balik sebagai proses dimana seseorang memberitahukan kepada orang bagaimana ia
merasakan tentang apa yang baru saja dikatakan atau dilakukan. Umpan balik
merupakan kasus khusus dalam komunikasi dua arah. Umpan balik merupakan sumber
penting bagi organisasi, umpan balik juga merupakan sumber daya berharga bagi
individu secara keseluhan terhadap jabatan mereka disekolah. Sayangnya tidak
semua umpan balik bermanfaat, Downs membuat tiga point penting :
1.
Umpan
balik harus dikejar karena orang-orang tidak selalu memberikan dengan suka rela
2.
Umpan
balik berisi pesan non verbal sebaik pesan verbal
3.
Umpan
balik kertas lebih umum
Aturan organisasi
Tiga aturan komunikasi :
1.
Gatekeepers (penjaga
pintu) adalah individu yang harus melalui atau mengontrol arus informasi kepada
yang lain.
2.
Liaisons(hubungan-hubungan),
memegang keanggotaan dalam group yang berbeda dan melayani lingkaran group
3.
Isolate
(isolat), didefenisikan sebagai seorang yang sangat sedikit memiliki kontak
komunikasi dengan anggota organisasi yang lain.
BAB
III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Komunikasi sekolah merupakan proses yang fundamental dan
integratif dalam administrasi pendidikan. Komunikasi berarti berbagi pesan, ide
atau sikap yang menghasilkan pemahaman antara pengirim dan penerima pesan dari
studi tentang proses komunikasi empat
kesimpulan utama dapat terlihat :
-
Komunikasi
memiliki tujuan baik bagi pengirim maupun penerima
-
Komunikasi
merupakan fenomena psikologi sosial yang dijelaskan oleh teori informasi
-
Pesan
ditransfer melalui canel formal dan informal menggunakan variasi media
komunikasi verbal dan non verbal
-
Untuk
memperoleh pemahaman tingkat tinggi mekanisme umpan balik sangat esensial
-
Meskipun
kesempurnaan tidak mungkin beberapa teknik dapat digunakan untuk mengukur dan
meningkatkan proses komunikasi baik dalam level individu maupun dalam level
organisasi.
2.
Saran
Agar komunikasi dalam sistem persekolahan menjadi efektif maka
sangat diperlukan kemampuan berkomunikasi setiap individu didalam sekolah
tersebut. Kemampuan berkomunikasi diperoleh melalui pengetahuan tentang
teori-teori komunikasi dan pengalaman.
DAFTAR PUSTAKA
K. Hoy Wayne, Cecil G.
Mishel. 1987. Educational Administration. USA : Randam House Newyork
Tidak ada komentar:
Posting Komentar