Jumat, 01 Juni 2012

KOMUNIKASI DALAM SISTEM PERSEKOLAHAN


BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang Masalah
Komunikasi menyebar ke setiap aspek kehidupan sekolah. Ketika  mengajar, guru menggunakan bahasa lisan, tulisan, dan media lain seperti videotape, komputer, dan gambar-gambar.demikian juga dengan Pembelajar ketika menampilkan hasil belajar mereka. Pengawas dan yayasan sekolah menggunakan 70 persen atau lebih waktu merekan untuk berkomunikasi. Dalam hal yang sama, pembelajar, guru, dan pengurus sekolah memperoleh kehidupan mereka di sekolah dengan berkomunikasi. Memahami sebuah komunikasi, merupakan inti dalam mempelajari administrasi pendidikan, karena menawarkan sudut pandang konseptual, dalam memandang sekolah sebagai sistem sosial.
Chester I. Barnard mengobservasi bahwa umumnya tujuan-tujuan yang dipegang, penting untuk usaha koperatif. Hanya ketika berkomunikasi tujuan tersebut menjadi diketahui, berguna dan dinamis. Dalam suatu organisasi yang kompleks pentranslasian tujuan ke dalam unit-unit tindakan yang konkrit dan pemenuhan tujuan berikutnya tergantung kepada komunikasi. Penetapan proses dan jaringan komunikasi, menjadi tugas pertama dari organizer dan tugas lanjutan dari administrasi. Seperti perkataan Herbert A. Simon “ Tanpa komunikasi tidak ada organisasi”.
            Sebagai dasar, proses yang dinamis, komunikasi menggarisbawahi variabel-variabel administrasi dan organisasi birokrasi, organisasi informal, motivasi, kepemimpinan, dan pengambilan keputusan. Sebelum menyimpulkan, komunikasi menyediakan semua jawaban terhadap persoalan administrasi pendidikan.
2.      Rumusan Masalah
  1. Apakah pengertian Komunikasi?
  2. Apa sajakah teori untuk menganalisis dan memahami proses komunikasi?
  3. Bagaimanakah asal usul konseptual dan aplikasinya.

3.      Tujuan Masalah
  1. Untuk mengetahui pengertian komunikasi
  2. Untuk mengetahui teori untuk menganalisis dan memahami proses komunikasi
  3. Untuk mengetahui asal usul konseptual dan aplikasinya

4.      Manfaat Pembahasan
Untuk memahami komunikasi dalam sistem persekolahan.













BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hakekat Komunikasi
            Usaha-usaha untuk mendefinisikan komunikasi dalam terminologi yang dapat diterapkan secara universal terhalang oleh proses alami yang berbeda-beda, yang dikarakteristikkan oleh variasi kehalusan makna dan dapat diterapkan dimana-mana. Meninjau kembali literatur Frank E.X. contohnya Tarian, memiliki 95 defenisi yang berisi paling sedikit 15 tema, yang menyarankan perbedaan dan sesekali pendekatan yang kontradiksi untuk memahami komunikasi. Definisi yang diinsyaratkan oleh Pholip V. Lewis cukup bermanfaat. Komunikasi berarti bertukar pesan, ide, sikap, yang menghasilkan tingkatan pemahaman antara pengirim dan penerima.
Dalam pemakaian sehari-hari komunikasi menyiratkan sebuah usaha untuk berbagi pemahaman dengan menyampaikan pesan antar individu. Karena fokus kita adalah organisasi sekolah kita akan mengasumsikan bahwa proses berbagi pesan ide, dan sikap muncul dalam lingkungan sekolah yang terjadi antara pegawai administrasi, guru, siswa, orang tua dan lingkungan yang terkait. Dari sudut pandang ini defenisi komunikasi oleh Simon mengandung formulasi organisasi dasar yaitu komunikasi adalah sebuah proses dimana penetapan keputusan disampaikan dari satu anggota sebuah organisasi kepada anggota lainnya.
Dari semua defenisi secara implisit bahwa komunikasi melibatkan paling sedikit dua orang yaitu pengirim dan penerima. Seorang adminstrator tidak berkomunikasi sendiri tetapi dengan orang banyak seperti siswa, guru dan pegawai lainnya. Defenisi ini juga menyiratkan bahwa komunikasi haruslah bermakna. Komunikasi tidak dapat berlangsung kecuali jika penerima menginterprestasikan informasi yang disampaikan secara benar dan akurat. Pemahaman sesuatu yang sangat relatif. Pemahaman tingkat rendah terjadi antara orang-orang yang tidak berbicara dengan bahasa yang sama. Gerak badan, ekspresi muka, intonasi suara dan kecepatan berbicara menyampaikan informasi penuh dengan makna. Dalam konteks administratif komunikasi memerlukan pemahaman tingkat tinggi.
            Tindakan diperlukan untuk pencapaian tujuan dalam sekolah. Tujuan tingkah laku  secara langsung ditimbulkan melalui komunikasi. Oleh karena itu kejelasan pesan seperti prilaku  administrator, guru dan siswa dapat mencapai tujuan. Administrator ingin penerima seperti seorang guru dan siswa memahami dan menerima ide mereka dan menerapkannya kepada mereka. Dua kerangka untuk menganalisis dan memahami proses komunikasi adalah psikologi sosial dan teori organisasi formal informal. Dua pendekatan tersebut berfokus terhadap atribut individu dan faktor organisasional.

2.2 Teori Psikologi Sosial Komunikasi
Karena komunikasi memainkan peran penting dalam sekolah, kata kuncinya bukanlah apakah administrator terlibat dalam komuniksi atau tidak tetapi apakah administrator berkomunikasi secara efektif atau tidak. Komunikasi merupakan sesuatu yang tak terelakkan dalam fungsi organisasi, hanya komunikasi efektif yang tidak dapat dihindarkan. Dengan kata lain orang-orang harus menukarkan informasi dalam sekolah tapi untuk mengembangkan pemahaman yang diberikan memerlukan usaha positif oleh pendidik dan partisipan lain.
            Komunikasi antar individu tergantung kepada kombinasi faktor personal dan lingkungan. Seperti menyamakan arti pesan dari apa-apa yang diinginkan. Arti  tidak penting dalam isi yang diharapkan. Masalah semantik muncul karena kata yang sama memiliki arti yang berbeda terhadap orang yang berbeda. Pada hakekatnya seorang administrator tidak mampu menyampaikan arti tetapi hanya kata-kata. Kata yang sama dapat memiliki variasi arti yang luas karena setiap manusia memiliki kemampuan tingkat pengetahuan dan latar belakang yang berbeda-beda.
            Ketika administrator sekolah berbicara mengenai manajemen hak istimewa, Mereka biasanya lebih menunjuk kepada perencanaan dan pengelolaan sumber daya dari pada tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Manajemen hak istimewa terhadap guru sering bersifat otokratis dan pengambilan keputusan paternalistik oleh admistrator yang tidak berkonsultasi dengan mereka.
Dan sebaliknya kesewenangan yang mengikat guru berarti prosedur yang meyakinkan pertentangan oleh kedua pihak selama proses negosiasi. Kewenangan administrator sering diarti cara untuk merebut kekuasaan. Kata-kata tersebut mengasumsikan alternatif pemahaman karena setiap individu memiliki pengalaman personal dan lingkungan sosial yang berbeda. Teori psikologi sosial komunikasi mempertimbangkan personal individual dan dasar konteks sosial terhadap proses komunikasi. Model proses komunikasi yang sering digunakan yang menyertakan sudut pandang ini diilustrasikan oleh gambar.








Gambar 2.1 Komunikasi dua arah model psikologi sosial

















proses ini dikonsep seperti siklus komunikasi. Dibagian kiri gambar, A mula-mula mengirim pesan, diterima oleh B yang mempertimbangkan kemungkinan tindakan. Jika B merespon atau menyediakan umpan balik peran A dan B dibalikkan seperti pada gambar disebelah kanan, B sekarang menjadi sumber pesan A sebagai penerima. Pertukaran dalam siklus yang berkelanjutan disebut sebagai komunikasi dua arah. Proses ini dicapai dalam situasi sosial dimana struktur birokrasi organisasi dan struktur informalnya menghasilkan gangguan yang merusak pemahaman.
a.      Sumber
Sumber atau pengirim adalah yang memulai pesan, Komunikator bukan hanya orang, koran, jurnal profesional atau posisi organisasional, seperti asisten pengawas, kantor keuangan juga dapat menjadi sumber. Keefektifan pesan tergantung pada bagian dalam level kredibilitas dimana  penerima sampaikan kepada pengirim. Sumber atau pengirim memiliki  kredibilitas keyakinan dan kepercayaan yang dimiliki penerima dalam kata-kata dan tindakan komunikator. Level kredibilitas pada gilirannya mempengaruhi reaksi dari penerima terhadap kata-kata pengirim. Dalam beberapa kasus identitas dan reputasi sumber jauh dari keauntetikan pesan. Mengendalikan perubahan terhadap penerima informasi atau mengabaikan pesan sama sekali contohnya : anggota panca indera yang memandang prinsip sebagai ketidak jujuran dan manipulasi mungkin akan menyimpangkan komunikasi dari sumber.
b.     Ide
Pengirim harus menciptakan sebuah ide atau memilih fakta untuk berkomunikasi. Ide atau fakta berisi pesan. Dengan kata lain sumber harus memiliki sesuatu untuk dikatakan sebelum makna dapat dikatakan. Langkah pertama ini penting karena kesuksesan setiap tahap tidak mungkin tanpa pesan.
c.       Pengkodean dan pengaturan mental.
Sumber memulai pesan dengan mengkode pikiran yaitu mengorganisasi ide kedalam seri simbol seperti kata-kata atau gambar yang ia rasakan akan mengkomunikasikan pemahaman yang benar kepada penerima. Simbol-simbol ini diatur secara rasional, koheren dan cocok dengan metode pengiriman atau medium. Pengirim memilih medium tertentu karena pengkodean harus dilakukan dalam hubungan terhadap medium penyampaian sebaik karakteristik penerima. Sebuah telegram biasanya ditulis berbeda dari memo kantor dan keduanya berbeda dari percakapan tatap muka. Kemampuan berkomunikasi, pengetahuan subjek dan faktor personaliti seperti kebiasaan, nilai, motivasi dan ketertarikan merupakan ciri-ciri atau kondisi mental yang dikombinasikan untuk membatasi atau menyaring apa yang dikode dan kualitas dari pesan. Contohnya : asisten pengawas pembelajaran ketika berkomunikasi dengan kepada sekolah meninggalkan informasi yang dia pikir tidak bersangkutan dengan pembangunan atministrasi kepada sekolah yang dapat merefleksikan secara negatif penampilan mereka.
d.     Pemancar
Pemancar mengubah kode pesan kepada signal dan menempatkannya kedalam canel. Simbol yang sudah diperintah didalam otak manusia ditransfer kepada tindakan fisik oleh karena itu pemancar melibatkan pesan, canel dan medium.
e.      Pesan.
Hasil dari proses pengkodean adalah pesan atau isi dari yang disampaikan. Pesan adalah ide yang seorang individu ingin sampaikan kepada penerima, wujud yang tepat dari pesan tergantung pada luasnya canel dan medium yang digunakan untuk membangunnya.
f.       Canel
Canel adalah pola rute yang diikuti pesan. Satu canel vertikal dan yang lain horizontal. Canel juga dapat berupa formal dan informal. dalam suatu kasus ide menjadi realita fisik dalam canel sebagai pertentangan dari realita psikologi dalam pikiran pengirim.
g.      Medium
Medium adalah pembawa pesan. Isi dapat disampaikan dalam medium lisan sebagai percakapan langsung secara tatap muka atau secara elektronik melalui vidio atau televisi. Richard L. Daft And Robert H. Lenger menghipotesiskan bahwa media komunikasi digunakan dalam organisasi menentukan kesempurnaan proses informasi oleh penerima. Lebih dari itu media komunikasi dan kesempurnaan dapat ditempatkan dalam 5 langkah paralel kontiniu sebagai berikut :

Gambar 2.2 Media dan Komunikasi
                        Step I              step 2              step 3              step 4              step 4 
Medium  face-to-face       Telephone       Written      written        Numeric
                                                           
Personal   formal      formal
Richness  Highest      High      Moderate      Low      Lowest

Media baik mengkombinasikan banyak isyarat, umpan balik yang cepat dan variasi bahasa. Medium tatap muka adalah bentuk paling sempurna karena menyediakan umpan balik segera melalui isyarat verbal dan visual. Umpan balik verbal lewat media telepon kurang sempurna dibandingkan tatap muka karena isyarat visual tidak ada. Komunikasi tertulis karena umpan balik lambat dan hanya informasi tertulis yang disampaikan. Alamat sipengirim merupakan sesuatu yang bersifat personal dan sedikit banyaknya lebih sempurna dibandingkan buletin dan memo umum, yang tanpa nama dan tidak personal. Dokumen klasifikasi formal atau print out komputer yang mengandung data kuantitatif menyampaikan paling sedikit kesempurnaan informasi. Karena angka-angka tidak memiliki kapasitas pembawa informasi dari bahasa yang alami. Pemahaman lebih tinggi ketika informasi disampaikan dalam wujud tulisan. Pengubahan opini besar kemungkinan terjadi dalam intraksi tatap muka. Medium yang sesuai tergantung kepada tujuan yaitu apakah untuk memberikan informasi atau membujuk. Penggunaan media yang banyak meningkatkan kesempurnaan informasi maupun akurasi penyampaian pesan secara umum usaha komunikasi yang paling efektif menggunakan kombinasi media tulisan dan lisan. Kemudian yang paling efektif adalah komunikasi lisan kemudian tulisan. Kombinasi antara tulisan dan lisan jarang tidak sesuai, komunikasi tulisan dapat menjadi efektif dalam dua situasi yaitu ketika informasi memerlukan tindakan selanjutnya atau bersifat umum.
Media lisan juga menjadi efektif dalam dua situasi yaitu ketika menuntut umpan balik segera dan untuk mengatur pertentangan dan menyelesaikan perselisihan. Penggunaan media umumnya menjadikan komunikasi lebih baik. Pesan lisan dan tulisan membawa hanya sebagian kecil  informasi yang administrator sampaikan ketika mereka berintekraksi dengan yang lain. Terakhir, yang penting dari signal verbal adalah kurangnya pemahaman signal non verbal. Alis mata yang terangkat, jabat tangan dan menunjukkan ketidak sabaran lewat jari tangan merupakan tindakan yang sangat dikenal atau media non verbal yang mengkomunikasi makna. Diam dan kekakuan dapat mengatakan kepada orang lain bahwa komunikator sedang marah, terganggu, tertekan atau takut.
 Defenisi komunikasi non verbal menyarankan hampir semua wilayah yang inkusif, daerah abu-abu masih muncul antara komunikasi verbal dan non verbal. Area ini disebut “paraanguage” merupakan vokal tetapi tidak terlalu lisan. Paralanguange meliputi stress, tekanan, modulasi suara dan kecepatan bicara sebaik vokal non kata seperti dengkuran, tertawa, napas panjang dan batuk. Orang-orang selalu mengelilingi diri mereka dengan bermacam-macam simbol yang dapat mengkomunikasikan informasi kepada orang lain. Pengaturan kantor administrator bagi percakapan informal, memajang sesuatu yang patut dikenang dan dekorasi dan jarak dekat yang relatif antara meja dengan kursi menampilkan model simbol non verbal dari komunikasi yang menyampaikan pesan secara kuat kepada pengunjung. Masalah semantik muncul kepada administrator pendidikan yang mengirim pesan secara nyata dalam media verbal dan non verbal. Pesan verbal dan non verbal harus sama untuk pemahaman yang efektif.
h.     Penerima
Proses internal yang sama terhadap sumber juga dalam penerima. Stimulus fisik diambil dari canel dengan organ sensor penerima seperti telinga dan mata dan dikirim kepada pengkode mental dimana penerima memberi arti terhadap pesan. Jika penerima adalah seorang pendengar yang efektif dan koperatif dia berusahan untuk menginterprestasi pesan seperti yang diharapkan oleh pengirim. Semua yang dilewati antara penerima dan pengirim pesan merupakan pola stimulus fisik, jika cahaya dan gelombang suara berwujud simbol yang dapat dikenali penerima kemudian dapat mentraslete simbol dan ciptaan secara mental menjadi beberapa pengertian. Sebagai kasus tidak ada penerima secara total mengabaikan karakteristik psikologi atau pengaturan mental. Penerima juga mempunyai kemampuan komunikasi, subjek pengetahuan, ketertarikan, nilai, motivasi, yang dikombinasikan untuk membatasi secara kualitatif apa yang dikode. Konsekuensinya pemahaman yang diterima penerima tidak terlalu tepat seperti apa yang dimaksudkan pengirim.




Gambar 2.3
Canel Komunikasi Formal Untuk Implementasi Program dalam Sekolah














i.        Umpan balik
Seperti gambar tindakan penerima terhadap pesan disebut umpan balik. Dalam pengertian yang paling luas konsep ini melihat pada respon dari seseorang yang menerima pesan sama dengan umpan balik dalam sistem sosial dan model proses motivasi. Proses ini mengandung dua keuntungan yang pertama, umpan balik memberi petunjuk bagaimana proses komunikasi yang berhasil. Kedua, pengetahuan dari bentuk hasil sebagai dasar untuk mengoreksi atau merevisi komunikasi selanjutkannya. Respon dapat terjadi secara sadar atau tidak sadar contoh : siswa yang tertidur ketika mendengarkan pelajaran mengandung umpan balik kepada guru sebagai siswa yang merespon pertanyaan.
            Jalur umpan balik mengandung komunikasi dua arah. Komunikasi dua arah adalah proses timbal balik setiap partisipan memulai dan  menerima pesan. Baik penerima ataupun pengirim hanyalah bersifat sementara dengan pergeseran peran sebagai pesan yang dilewati. Tidak seperti komunikasi satu arah komunikasi dua arah memerlukan canel yang berupa jalur terhubung dalam pertukaran dua arah. Ini artinya satu partisipan memulai  pesan dan satu pesan mempengaruhi yang lainnya.
j.        Gangguan
            Dalam gambar terlihat bahwa setiap fase dalam proses komunikasi dipengaruhi oleh gangguan. Gangguan adalah setiap kebingungan yang menggangu pengiriman dan penerimaan pesan. Transmisi pesan yang sukses memperkirakan bahwa apapun gangguan situasi yang muncul tidak cukup besar untuk mengaburkan sinyal atau mengalihkan perhatian penerima darinya. Gangguan yang umumnya kita asosiasikan dengan kelemahan transmisi adalah secara fisik: temperatur ruangan tidak nyaman, suara bising kipas angin, ruangan yang terlalu luas dan suara tidak kembali, atau waiters membersihkan meja ketika selesai pembicara makan malam mulai berbicara.
            Ciri-ciri personal juga menyebabkan gangguan terhadap canel. Prasangka-prasangka pengirim dan penerima terhadap seks, rasial, kelas sosial, dan etnik merupakan gangguan dalam proses komunikasi dan mengganggu pesan.
            Gangguan situasi yang dihasilkan dari faktor sosial berinteraksi dengan faktor personal lebih menghasilkan masalah dalam komunikasi sekolah daripada gangguan fisik. Contohnya, iklim organisasi yang tertutup, struktur birokrasi yang memusatkan pada hukuman, pemimpin yang otoriter menciptakan gangguan dalam proses komunikasi di sekolah. Dalam kasus ini hubungan kelompok menjadi penting.
Charles A. O’Reilly and Louis R. Pondy menjelaskan dengan ringkas tentang hubungan dengan formula berikut: Meaning = Information + Context. Inti sari dari formula dan pendekatan dapat dipahami dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan berikut:
1.      Siapa yang berbicara, kepada siapa dan apa peran yang mereka pegang? Administrator atau guru? Guru atau siswa?administrator atau kepala sekolah?
2.      Apakah bahasa atau kumpulan simbol dapat menyampaikan informasi dan dapat dimengerti oleh kedua pihak baik pengirim atau penerima?
3.      Apa canel atau media yang digunakan?
4.      Apa isi dari komunikasi?positif atau negatif?relevan atau tidak?
5.      Apa isi di mana komunikasi dilakukan?faktor apa yang menciptakan gangguan yang menghambat dan mengganggu pesan?

2.3 Teori organisasional formal-informal komunikasi
2.3.1 Komunikasi dan organisasi formal
Dalam model birokrasi tradisional, canel komunikasi formal melintangi organisasi melalui hirarki otoritas. Barnard, menyebut canel ini dengan sistem komunikasi. Menurut Barnard, beberapa faktor harus dipenuhi ketika mengembangkan dan menggunakan sistem komunikasi formal:
1.      Canel komunikasi harus dikenali
2.      Canel merupakan mata rantai dari setiap anggota organisasi
3.      Garis komunikasi harus secara langsung dan sependek mungkin
4.      Garis lengkap komunikasi secara umum digunakan
5.      Setiap komunikasi diautentikkan dari orang yang benar menduduki posisi dan di dalam otoritasnya untuk menyebar pesan.
Gambar mengilustrasikan sistem komunikasi formal sekolah daerah menggunakan penjelasan Barnard. Catatan bahwa bagan menggambarkan canel komunikasi dan laporan setiap anggota kepada seseorang. Direktur melapor kepada asisten pengawas untuk pembelajaran, yang dengan asisten pengawas keuangan, melapor kepada pengawas. Garis komunikasi dari pengawas kepada guru beranjak melalui lima tingkat hirarki.
Barnard memandang tujuan komunikasi sebagai suatu bagian koordinasi komuniksi organisasi. Dengan cara yang sama, James G. March dan Simon mempostulatkan bahwa kapasitas organisasi, seperti sekolah, pola ketergantungan yang tinggi dari aktivitas dibatasi oleh kemampuannya untuk menangani keperluan komunikasi untuk koordinasi.
Lee G. Bolman dan Terrence E. Deel menpostulatkan 4 tujuan komunikasi organisasional.
a)      Menyampaikan fakta dan informasi
b)     Pertukaran informasi kebutuhan dan perasaan
c)      Mempengaruhi dan memanipulasi orang lain
d)     Memberitahukan kisah tentang organisasi.
Dengan cara yang sama Lee. O Tyaher mengusulkan bahwa komunikasi organisasional memiliki empat fungsi pokok yaitu : menginformasikan seseorang, mengajari atau mengarahkan seseorang atau sesuatu dan mempengaruhi lewat pengajaran atau prilaku. Administrator memulai pesan untuk mencapai satu atau lebih fungsi ini dalam sekolah.
Tiga karakteristik dari organisasi sekolah terlihat penting terutama sekali terhadap sistem formal komunikasi. Tingkatan pemusatan merupakan titik terhadap efektivitas sistem komunikasi dalam sekolah terpusat. Beberapa posisi dalam struktur memiliki lebih kemampuan memperoleh informasi contohnya pengawas dan dua asisten pengawas. Akan mendapatkan lebih banyak informasi untuk komunikasi sistem formal. Jika daerah didesentralisasi potensi memperoleh informasi lebih atau kurang tersebar secara merata antara semua posisi. Penelitian menjelaskan kemampuan memperoleh informasi yang berbeda mendukung penemuan bahwa struktur yang terpusat lebih efisien ketika masalah relatif lebih sederhana dan langsung. Ketika masalah lebih komplek desentralisasi hirarki yang muncul lebih efisien.
Dalam gambar terlihat efek dari ketidak pastian dan kompleksitas terhadap proses dan struktur sekolah yang dipertimbangkan. O’Reilly dan Pondy percaya bahwa efek dapat dijelaskan melalui perspektif komunikasi. Seperti ketidak pastian dan kompleksitas meningkat. Dua faktor muncul yang memerlukan peningkatan proses informasi oleh individu, kelompok dan organisasi itu sendiri. Pertama dalam situasi dengan ketidakpastian yang tinggi, strategi harus ditingkatkan untuk memperoleh tingkat prediksibilitas. Karenanya tambahan proses informasi diperlukan. Yang kedua, dalam kondisi yang memiliki kompleksitas tinggi, mengangkat level penerimaan dan harus diproses. Dari sudut pandang ini organisasi seperti sekolah secara akurat harus memonitor faktor kritis dalam lingkungan eksternal mereka, memproses informasi untuk membuat keputusan dan mengkoordinasi dan mengkontrol subunit dan anggota-anggota. Kemampuan untuk menerima, memproses dan mengkomuniksikan informasi dalam waktu yang tepat dan penampilan yang akurat, menjadi penting terhadap penampilan organisasional sekolah.




2.3.2. Komunikasi dan Organisasi Informal
Pesan yang lewat melalui struktur organisasi sekolah tetapi tidak ditunjukkan dalam badan hirarki disebut komunikasi informal. Canel informal umumnya disebut “Tanaman Anggur” muncul dalam semua organisasi tanpa melihat bagaimana merinci sistem komunikasi formal agar terjadi. Satu fakta yang telah diamati berulang kali oleh peneliti dan oleh partisipan dalam organisasi adalah bahwa individu yang berada dalam kelompok perkumpulan atau geng menuju ke kenyataan sebuah pemahaman terhadap sesuatu dengan sangat cepat. Mereka berkomunikasi dengan mudah dan baik diantara sesama mereka.
Fakta, opini, kebiasaan, kecurigaan, gosip, humor dan kejadian berlangsung mengalir dengan bebas melalui “Tanaman Anggur” . Membangun hubungan sosial sekitar antara anggota sekolah melalui canel informal. Komunikasi informal memiliki pola keluar dari pusat kantor. Satu Kelompok sentral kantor dapat mengandung beberapa direktur, asisten pengawas, beberapa supervisor, evaluator dan seorang akuntan.

2.3.3. Jaringan Komplementer Komunikasi Formal dan Informal
Canel Komunikasi formal dan informal muncul dalam semua organisasi pendidikan. Baik unsur pokok maupun arah komunikasi dapat membuat kedua sistem saling mengisi.
Dalam persoalan makna komunikasi dapat dipikirkan sebagai alat atau ekspresi. Komunikasi instrumental mendistribusikan informasi dan pengetahuan yang mempengaruhi orientasi kognitif. Arah komunikasi,  kebijakan materi, tujuan kurikulum dan data kehadiran merupakan contoh yang khas. Tujuan dari komunikasi instrumental adalah untuk membangun konsesus tentang metode dan prosedur, sebaliknya komunikasi ekspresi berusaha untuk mengubah atau menguatkan prilaku atau sikap, norma dan nilai. Orientasi efektif yang sesuai terhadap siswa, pertengkaran, disiplin dan penghargaan organisasi merupakan contoh yang khas dari unsur pokok komunikasi ekspresif. Canel komunikasi formal membawa  instrumental maupun ekspresif. Jaringan informal dapat meningkatkan keduanya.
            Arah dari aliran informasi juga menampilkan kemungkinan alami saling mengisi antara jaringan komunikasi formal dan informal. Informasi mengalir secara vertikal dan secara horizontal dalam kedua jaringan. Yang pertama aliran vertikal. Aliran vertikal menunjuk kearah atas atau kebawah melalui tingkat yang berbeda dari hirarki sekolah. Informasi dilalui dari garis bawah atau garis atas otoritas melalui catatan arah kebijakan dan tindakan program. Dalam komunikasi mengarah kebawah formal, informasi melalui rantai perintah yaitu melalui struktur status atasan dan bawahan. Robert Kats dan Daniel L. Kahn mengidentifikasikan lima tipe komunikasi dari atasan kebawah:
1.      Intruksi tentang tugas khusus
2.      Dasar pemikiran tentang, mengapa tugas harus diselesaikan dan bagaimana kaitan dengan tugas yang lain
3.      Informasi tentang prosedur dan praktek organisasi
4.      Umpan balik tentang tingkat penampilan individu
5.      Informasi tentang kebutuhan terhadap komitmen individu untuk tujuan organisasi.
Komunikasi vertikal kebawah relatif lebih mudah tetapi bawahan sering salah paham terhadap pesan. Komunikasi yang mengarah keatas berarti dimana bawahan bersikap terhadap atasan. Komunikasi seperti ini sering dipandang sebagai alat untuk mengontrol administrasi. Bawahan memiliki kecenderungan untuk menekankan informasi positif, menahan data negatif dan mengkomunikasikan apa yang mereka pikir “bos ingin dengar”. Baik keakuratan dan frekuensi dari komunikasi yang mengarah keatas dilibatkan oleh kombinasi karakteristik atasan bawahan, pesan dan organisasi.
Aliran horizontal mengindikasikan bahwa aliran komunikasi tidak hanya mengarah keatas dan kebawah tetapi juga secara horizontal diantara anggota organisasi pada tingkat hirarki yang sama disekolah. Guru dapat memberikan informasi kepada guru yang lain yang dalam siklusnya melewati guru yang lain, komunikasi seperti ini paling kuat dan paling gampang untuk dimengerti. Komunikasi horizontal dapat berupa formal dan informal. Tujuan utama dari komunikasi horizontal adalah untuk mengkoordinasi aktivitas pendidikan dalam level yang sama contoh : Kepala sekolah mengkomunikasikan aktivitas dan kurikulum sehingga aktivitas dan kurikulum mereka akan dibandingkan dengan sekolah lain.

2.4. Aplikasi dan Asal Usul Konseptual
            Komunikasi organisasional dan personal yang akurat secara keseluruhan didalam sekolah sungguh tidak mungkin. Merencanakan komunikasi dan menggunakan pengetahuan dari teori komunikasi dapat meningkatkan efisien dan efektifitas komunikasi administrasi dalam level umum. Usul dapat digambarkan untuk menambahkan komunikasi organisasi dan personal untuk meningkatkan kemampuan komunikasi personal. Petunjuk dapat digambarkan dari langkah-langkah proses komunikasi psikologi sosial yang dijelaskan sebagai berikut :
1.      Tentukan tujuan untuk menempatkan informasi kedalam aliran komunikasi
2.      Identifikasi pendengar dan karaktristiknya yang dapat menghasilkan penyimpangan dalam pesan.
3.      Mengkode pesan untuk mencocokkan hubungan antara pengirim dan penerima untuk mengurangi jumlah penyimpangan oleh penerima.
4.      Tentukan media dan canel transmisi, tetapkan minat timbal balik dengan penerima
5.      Lepaskan volume dan jangan berlebihan dalam menggunakan canel komunikasi
6.      Ukur hasil dengan umpan balik
Dalam meningkatkan komunikasi sekolah diperlukan program yang terencana dari pembangunan organisasi. Saran untuk pendekatan untuk meningkatkan komunikasi sekolah dijelaskan seperti dibawah :
1.      Menilai desain organisasi dari sistem komunikasi, bandingkan dengan kriteria yang disarankan sebelumnya oleh Barnand.
2.      Bangun mekanisme untuk mempasilitasi proses komunikasi, keterbukaan personel lokasi yang menyenangkan untuk interaksi formal dan informal, penaut mekanis seperti telepon dan komputer dan sistem komunite untuk mencapai tugas dan membuat keputusan
3.      Tetapkan ruang simpan informasi dan sistem perolehan kembali
4.      Pilih anggota yang dengan kemampuan komunikasi yang baik
5.      Bangun program pelatihan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi untuk staff yang ada.
Dalam level yang lebih spesifik ada tiga set asal usul konseptual dan aplikasi yang bermanfaat dalam menganilisis dan meningkatkan komunikasi dalam sekolah yaitu kemampuan komunikasi, umpan balik dan aturan organisasi. Yang pertama kemampuan komunikasi meskipun banyak penghalang untuk komunikasi interpersonal beberapa metode dapat digunakan untuk meminimalkan ketidakakuratan dalam proses yaitu kemampuan mengirim yaitu kemampuan untuk membuat seseorang mengerti dan yang kedua kemampuan mendengar kemampuan untuk mengerti orang lain. Lima metode dapat meningkatkan kemampuan mengirim : pertama bahasa yang langsung dan sesuai dapat digunakan. kedua lengkapi informasi yang di isyarat terhadap pendengar. Tiga meminimalkan gangguan dari lingkungan fisik dan psikologi. Empat perbanyak canel untuk dipekerjakan untuk menstimulasi perasaan penerima. Lima komunikasi tatap muka dan pemborosan dapat digunakan sesering mungkin.
Kemampuan mendengar diperlukan untuk keakuratan yang relatif. Pertukaran dua arah antara pengirim dan penerima. Aktif mendengar memerlukan kesediaan dan kemampuan untuk mendengarkan pesan secara lengkap dan untuk merespon dengan sesuai terhadap isi pesan tujuan, perasaan dan emosi.
Umpan balik sebagai proses dimana seseorang memberitahukan kepada orang bagaimana ia merasakan tentang apa yang baru saja dikatakan atau dilakukan. Umpan balik merupakan kasus khusus dalam komunikasi dua arah. Umpan balik merupakan sumber penting bagi organisasi, umpan balik juga merupakan sumber daya berharga bagi individu secara keseluhan terhadap jabatan mereka disekolah. Sayangnya tidak semua umpan balik bermanfaat, Downs membuat tiga point penting :
1.      Umpan balik harus dikejar karena orang-orang tidak selalu memberikan dengan suka rela
2.      Umpan balik berisi pesan non verbal sebaik pesan verbal
3.      Umpan balik kertas lebih umum
Aturan organisasi



Tiga aturan komunikasi :
1.      Gatekeepers (penjaga pintu) adalah individu yang harus melalui atau mengontrol arus informasi kepada yang lain.
2.      Liaisons(hubungan-hubungan), memegang keanggotaan dalam group yang berbeda dan melayani lingkaran group
3.      Isolate (isolat), didefenisikan sebagai seorang yang sangat sedikit memiliki kontak komunikasi dengan anggota organisasi yang lain.




















BAB III
PENUTUP

1.      Kesimpulan
Komunikasi sekolah merupakan proses yang fundamental dan integratif dalam administrasi pendidikan. Komunikasi berarti berbagi pesan, ide atau sikap yang menghasilkan pemahaman antara pengirim dan penerima pesan dari studi tentang proses komunikasi  empat kesimpulan utama dapat terlihat :
-          Komunikasi memiliki tujuan baik bagi pengirim maupun penerima
-          Komunikasi merupakan fenomena psikologi sosial yang dijelaskan oleh teori informasi
-          Pesan ditransfer melalui canel formal dan informal menggunakan variasi media komunikasi verbal dan non verbal
-          Untuk memperoleh pemahaman tingkat tinggi mekanisme umpan balik sangat esensial
-          Meskipun kesempurnaan tidak mungkin beberapa teknik dapat digunakan untuk mengukur dan meningkatkan proses komunikasi baik dalam level individu maupun dalam level organisasi.

2.      Saran
Agar komunikasi dalam sistem persekolahan menjadi efektif maka sangat diperlukan kemampuan berkomunikasi setiap individu didalam sekolah tersebut. Kemampuan berkomunikasi diperoleh melalui pengetahuan tentang teori-teori komunikasi dan pengalaman.



DAFTAR PUSTAKA

K. Hoy Wayne, Cecil G. Mishel. 1987. Educational Administration. USA : Randam House Newyork












Tidak ada komentar:

Posting Komentar